Senin, 19 Februari 2018

Curhatku

Momen Valentin baru saja lewat. Apa yang kau ingat? Bunga atau coklat?
Kalo saya bukan itu semua, Valentin mengingatkan saya pada seorang wanita bernama Lisa.
Eitt.. nanti dulu. Simpan dulu prasangka sebelum lanjut membaca.

Wanita ini memang namanya Lisa Valentin, seorang ibu muda beranak satu. Kami berteman di fesbuk sejak entah kapan. Layaknya teman fesbuk kebanyakan, gak pernah berjumpa, kecuali sesekali berbalas komentar basa-basi dan tegur sapa.

Hingga suatu ketika di tahun 2015, sebuah pesawat merk Aviastar menghantam gunung Latimojong di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Gak ada penumpang yang selamat, termasuk Lisa Valentin, suami, dan anaknya. Tim evakuasi sempat dibuat terharu dengan jenazah Lisa Valentin yang ditemukan dalam posisi memeluk erat anaknya, sebuah wujud cinta seorang ibu pada detik-detik terakhir usianya.

Setahun sebelumnya, teman fesbuk saya yang lain, Anuar Syukur, seorang penulis dan budayawan muda dari Kotamobagu Sulawesi Utara, kami sering saling memuji karya, namun ia tiba-tiba hilang dari jagad maya. Ia kemudian ditemukan gak bernafas di tengah kebun, konon terserang jantung koroner tanpa sesiapa pun melihatnya meregang nyawa. Di akhir hayatnya ia memang memilih jalan hidup sunyi dengan bertani, jauh dari hiruk pikuk kota.
Ada juga teman fesbuk saya yang lain, Luther namanya, ditemukan tertelungkup tutup usia di kamar mandi, padahal sehari sebelumnya kami masih sempat bercanda ketawa-ketiwi.

Demikianlah..
Jaman sekarang orang-orang bisa menentukan tanggal kelahiran anak dengan teknologi yang akurat bahkan dipercepat, bisa memilih melahirkan secara normal atau cesar, bisa memilih di rumah sakit atau di rumah sendiri, atau ada yang lebih kekinian lagi melahirkan di dalam bak mandi.
Tapi sayangnya belum ada satupun yang bisa menentukan dan memilih ingin mati kapan, di mana dan dengan cara seperti apa, kecuali orang-orang yang mengakhiri hidup sendiri dengan paksa.

Banyak yang heran pada orang yang mati muda, atau kaget pada mereka yang pergi mendadak padahal sehat wal afiat. Mungkin mereka lupa bahwa syarat mati gak harus tua dulu dan syarat ajal gak mesti sakit dulu.

“Kau tidak boleh mati disini, kau harus hidup, menikah, memiliki anak dan meninggal di kasur yang hangat” kata Jack Dawson pada Rose sesaat setelah kapal Titanic karam. Ucapannya memang terwujud. Tapi itu hanyalah adegan film.
Di dunia nyata, mati gak pake tawar-tawaran dan kompromi. Malaikat maut gak kenal gladi bersih, gak butuh simulasi. Mereka adalah kurir-kurir Allah yang on time. Job malaikat gak pernah tertunda karena overload. Jika tiba giliran, kau kan dipick-up tanpa sempat sekadar siap. Maybe you can run, but trust me.. you cant hide.

Banyak video-video viral tentang orang-orang yang dijemput ajal. Ada yang sedang live di studio TV, ada yang sedang mendrible bola basket, ada di lapangan bola, di atas ring, sedang khutbah, sholat berjamaah, dan lain-lain. Gak ada yang ditunggu sampai hajat atau perhelatan usai. Dalam tempo sepersekian detik saja, niscaya nama hanya tinggal sejarah.

Nah, sekarang kembalikan pada kita, kamu dan saya. Pernahkah kita membayangkan berpulang dengan cara apa? Sudah sejauh mana kesiapan menyambutnya?
Sadarkah jika setiap saat maut membuntutimu begitu dekat? Sedikit saja ban kendaraanmu selip, kau tamat.
Bagaimana jika maut menyambut saat kita belum keluar dari pusaran maksiat, saat berat menutup aurat, saat nikmat bergunjing tentang aib saudara, atau saat berleha-leha memakan riba?

Sungguh, waktu kita gak banyak, soub..
Tanda-tanda sudah diperlihatkan, kecuali kau enggan membaca. Fisikmu yang jika berlari gak lagi sekuat dulu, gigimu yang rontok satu-satu, uban yang gak bisa menipu, bukankah itu signature dari Dia yang menciptakanmu?
Lihat orang-orang tua di masjidmu, satu persatu setiap tahun hilang dari saf depan. Itu juga tanda begitu dekatnya jarak kematian.

Ibnu Mas’ud Radiallahu Anhu berkata "Waktu yang kusesali adalah jika pagi hingga matahari terbenam, amalku tidak bertambah sedikitpun, padahal aku tahu saat ini umurku berkurang”

Karenanya, untuk yang hari ini berulang tahun, sebaiknya jangan terlalu lena dengan kesenangan yang semu. Umurmu jelas berkurang, bukan bertambah.
Level tertinggi dari pertemanan adalah ia yang mengingatkanmu tentang kematian pada hari di mana kau hendak merayakan kelahiran, bukan yang nagih traktiran.

Sabtu, 17 Februari 2018

Pentingnya mempunyai konsultan Dan perdebatan hukum untuk pribadi

Sadarlah kalau kita semua sejak lahir, hingga meninggal merupakan subjek hukum, segala aktifitas keseharian kita memiliki konsekuensi hukum, kita memiliki kewajiban dan tanggung jawab terhadap hak-hak pihak lain, maupun kewajiban terhadap benda atau barang yang kita pergunakan, baik sebagai hak milik ataupun hanya sekedar memanfaatkan.

Segala sesuatu terkait dan terikat dengan aturan dan ketentuan hukum, hak dan kewajiban merupakan bagian yang tak terpisahkan. Karena itulah hukum merupakan kebutuhan pokok untuk dimengerti dan dipahami, agar menjadi panduan dan pegangan, kita tidak boleh buta hukum (buta hak dan kewajiban).

Tips : “ Untuk menghindari segala permasalahan hukum dan meminimalisir resiko yang timbul, Anda seharusnya mempunyai konsultan & penasehat hukum pribadi yang dapat sekaligus menangani segala macam permasalahan hukum, mencegah, mengurus dan menyelesaikannya.

Transaksi modal internasional di hukum perusahaan di indonesia

Transaksi transnasional di seluruh dunia telah memaksa banyak pelaku bisnis untuk membentuk badan hukum yang kuat untuk membangun kekuatan...